Perempuan Peduli Leuser (PPL) merupakan komunitas yang mewadahi perempuan untuk saling bertukar pikiran dan bersinergi dalam mengampanyekan isu-isu lingkungan.
Para anggota PPL berasal dari lima kabupaten/kota di Aceh, yaitu Banda Aceh, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Barat Daya, dan Aceh Selatan. Semua daerah ini kecuali Banda Aceh masuk dalam wilayah Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Para perempuan tersebut berfokus pula pada isu pendidikan, gender, kepenulisan, dan advokasi.
Perempuan Peduli Leuser (PPL) sadar bahwa manusia dan alam tak dapat dipisahkan. Demikian pun aksi melindungi hutan merupakan hak semua orang. Oleh karenanya komunitas ini selalu terbuka untuk membangun relasi lintas pihak demi terus menabur benih harapan baik untuk Bumi.
Edukasi dilakukan dengan mengunjungi dan memberi pelatihan di sekolah-sekolah, membagikan flyer ke warung-warung kopi, menggelar seminar dan diskusi (luring dan daring), serta melakukan aksi teatrikal proteksi lingkungan dan alam Leuser.
Latar belakang pendidikan serta minat anggota PPL yang beragam menjadikan kami melakukan penelitian dan menulis serbaneka hal yang berkaitan dengan beragam isu lingkungan, keperempuanan, literasi, pendidikan, dan dinamika sosial yang terjadi pada masyarakatnya.
Kegiatan Perempuan Peduli Leuser yang mulai dirilis pada tahun 2017 berkisar pada usaha mengedukasi masyarakat tentang peran penting Gunung Leuser dengan bentang ekosistem serta flora dan faunanya. Sehingga PPL berusaha langsung memperbaiki kembali vegetasi bumi dengan penanaman pohon dan tanaman produktif lainnya. Serta turut serta mengajak masyarakat untuk ikut memulai tradisi penghijauan melalui program “Pohon Umur” yakni menanam satu pohon setiap momen ulang tahun.
Usaha nyata yang dilakukan PPL adalah mengurangi sampah plastik. Dengan motto “mulai dari hal kecil, mulai dari diri sendiri, mulai sekarang”, anggota PPL membawa tas belanja sendiri, air minum dalam tumbler sendiri, menggunakan sedotan metal dan memisahkan sampah plastik dari sampah organik.
Kampanye dilakukan oleh PPL dengan langsung mengajak dialog masyarakat terutama di kalangan pelajar, sebagai ujung tombak masyarakat millenial, yang kelak menjadi para pengambil keputusan atas kebijaan penjagaan alam dan lingkungan hidup. Kampanye juga berupa materi yang diunggah di media sosial dengan jeda unggahan yang diperhitungkan.
Aktivitas ini mempromosikan sosok-sosok perempuan pembuat perubahan di lingkungannya, khususnya perempuan yang bergerak di akar rumput. Kegiatan promosinya berupa penulisan profil, kegiatan, dan kampanye perubahan.
* Klik tulisan untuk melihat detail poin
“Supaya Leuser dapat terjaga dengan baik. Jadi Nurul masih bisa menghirup udara segar dan minum air bersih. (Nurul Amalia, 11 Tahun, Thalassemia Warrior).”
“Menyelamatkan hutan itu tak mesti langsung terjun ke hutannya. Membangun kesadaran pada diri sendiri sebenarnya sudah termasuk menjaga hutan. (Marini, Ranger Leuser)”