Kategori
Jurnalisme Warga Eduwisata EEJ 2024 Mitigasi Bencana

Keajaiban Hutan Mangrove: Pencegah Abrasi hingga Potensi Sumber Ekonomi

Oleh Putri Cut Habibi*

Hutan mangrove adalah ekosistem pesisir yang kaya akan keanekaragaman hayati dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam. Hutan ini merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan begitu sempurna karena memiliki keunikan tersendiri yang mampu hidup di air laut yang asin. Keberadaan hutan mangrove banyak dijadikan dan dikelola sebagai objek wisata, salah satunya adalah hutan mangrove di Aceh Jaya. 

Ekowisata mangrove ini terletak di Gampong Baro Sayeung, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya.

Jarak dari ibu kota Aceh Jaya yaitu Calang menuju ke lokasi ekowisata mangrove ini hanya perlu menempuh perjalanan sejauh 6,1 km. Perkiraan waktu 8-10 menit dengan menggunakan kendaraan seperti mobil atau sepeda motor. Lokasi yang cukup strategis membuat wisatawan mudah dalam menggunakan bantuan Google Maps. Dari jalan nasional Meulaboh—Banda Aceh, hanya berjarak beberapa meter dan wisatawan dapat melihat langsung ke wisata hutan mangrove ini.

Wisatawan yang datang ke sini akan disambut oleh penjaga dan membayar tiket cukup dengan harga 5.000/orang. Dengan begitu, wisatawan dapat menikmati langsung suasana hutan mangrove seluas 360 hektare ini. Di meja dekat pengambilan tiket juga disediakan buku dan majalah mengenai hutan mangrove yang dapat dibaca langsung oleh wisatawan. Setelah itu wisatawan dapat menelusuri mangrove dengan perantara jembatan kayu berwarna kuning, biru, dan merah. 

Terdapat delapan jenis pohon mangrove yang ditanam saat ini, yaitu Rhizophora Mucronata, Rhizophora Apiculata, Rhizophora Stylosa, Ghimnoriza, Avicennia Marina, Api-Api, Ceriop Tada, dan Nipah Fructian.

Ketika matahari sedang terik-teriknya dengan langit yang biru, suasana di hutan mangrove dengan pohon menjulang tinggi di sepanjang jembatan membuat suasana tetap sejuk. Di sepanjang jalan juga disediakan bangku-bangku untuk para wisatawan beristirahat dan menikmati suasana asri hutan ini.

Di sini juga terdapat banyak spot foto yang bagus, sehingga tidak heran di sepanjang perjalanan menyelusuri mangrove banyak wisatawan yang berswafoto. Di ujung jembatan terdapat menara besi yang bisa dinaiki oleh pengunjung. Dari atas pengunjung dapat melihat langsung tanaman mangrove. Selain pemandangan hutan mangrove, wisatawan juga dapat melihat pemandangan gunung dan air sungai yang begitu indah ketika terkena pantulan sinar matahari. 

Di sini juga disediakan perahu bagi wisatawan yang ingin menjelajah hutan mangrove lebih jauh. Selain dijadikan tempat wisata, hutan mangrove ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat edukasi dan penelitian bagi mahasiswa maupun kalangan lainnya. Hutan mangrove ini paling ramai dikunjungi pada hari Sabtu, Minggu, dan hari-hari libur seperti saat Lebaran. Pada hari biasa lainnya pengunjung yang datang tidak ramai. Meski begitu, hutan mangrove ini tetap dibuka di hari-hari biasa mulai Senin sampai Minggu kecuali hari Jumat. 

Aceh Jaya adalah kabupaten yang paling parah mengalami kerusakan akibat terjangan tsunami pada 26 Desember 2004.

Hampir seluruh prasarana dan sarana publik dan rumah penduduk hancur total tersapu gelombang. Letak kabupaten ini berada persis di bibir Samudra Hindia yang menjadi pusat episentrum gempa pemicu tsunami.

Dengan hadirnya mangrove ini akan memberikan manfaat seperti pencegah abrasi, perlindungan ekosistem perairan, dan mangrove ini sangat diperlukan untuk menyuplai oksigen. Selain itu, juga bisa menjadi buffer zone (kawasan penyangga) tsunami.

“Sebelum tsunami, mangrove yang ada tidak terlalu banyak dan biotanya juga sedikit. Setelah tsunami banyak lembaga seperti PMI, NGO, dan lembaga lain di luar sana dan masyarakat yang menanam mangrove, sehingga menjadi banyak dan juga menghasilkan biotan yang lebih banyak,” kata Karilman, pengelola hutan mangrove, Minggu, 14 April 2024. Karilman adalah salah satu pengelola hutan mangrove yang sudah bergabung semenjak tahun 2017. 

Proses pembiakan hutan mangrove ini cukup unik. Mangrove ini Tuhan ciptakan sebagai bagian dari siklus kehidupan yang begitu sempurna. Apabila pohon-pohon mangrove ini ditanam dan sudah tumbuh besar, maka pohon mangrove ini akan menghasilkan bunga. Dari bunga tersebut akan menghasilkan bakal buah dan menjadi besar. Apabila buah ini gugur, maka akan terus menancapkan diri ke tanah. Saat air surut, buah akan meraih tanah dan akan memperkuat akar sehingga tumbuhlah menjadi pohon mangrove yang baru.

“Mangrove yang kami tanam satu batang, jika dia berbuah ‘kan jatuh. Nah itu, akan tumbuh sendiri di samping ini, buah yang akan jatuh dari pohonnya. Sebatang kita tanam bisa tumbuh seribu batang,” kata Karilman. 

Berbeda dengan buah-buah lain, apabila jatuh akan tenggelam begitu saja. Di objek wisata ini juga ada pembibitan nursery dengan jumlah pohon mangrove sekitar 80.000 batang. Banyak aktivis atau pegiat lingkungan yang mengambil bibit mangrove di sini. Dalam pembangunan hutan mangrove ini banyak sekali rintangan yang dihadapi Karilman. Ia menafsirkan, sama seperti kehidupan rumah tangga yang selalu ada cek cok di balik keromantisan yang tampak dari luar. 

Kehadiran ekosistem mangrove ini memberi ruang hidup bagi kepiting, ikan, dan macam-macam hewan yang bermanfaat untuk rantai makanan. Kehadirannya sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat.

“Ramai yang mencari rezeki di hutan mangrove ini,” kata Dini, warga yang tinggal di dekat kawasan hutan mangrove ini. 

Secara tidak langsung hutan mangrove ini juga memberikan dampak begitu besar untuk mata pencaharian warga setempat untuk menangkap kepiting dan ikan untuk dijual. “Dari hutan mangrove dapat penghasilan juga dari pengunjung” kata Nabila, pedagang kecil di hutan mangrove yang baru bekerja selama libur Lebaran lalu. Biasanya yang berjualan di kantin tidak selalu orang yang sama.

Mangrove dan Efek Pemanasan Global

Pemanasan global yang ditandai dengan terjadinya peningkatan suhu bumi dapat menyebabkan es di kutub meleleh sehingga permukaan air laut semakin naik. Keberadaan hutan mangrove berperan besar dalam meminimalisasi dampak pemanasan global tersebut. Dengan adanya mangrove, maka abrasi pantai karena gerusan air laut dapat dicegah sehingga ekosistem pesisir tidak mudah terkikis. 

“Dengan adanya hutan mangrove ini, di saat pasang dia akan melindungi daerah sekitar peisisir pantai ini dari abrasi itu. Hutan mangrove adalah penyuplai oksigen bagi bumi yang sangat penting. Jadi, dia penghalang ketika pasang dan ini juga kalau orang Jepang, digunakan sebagai “jembatan” atau benteng untuk mencegah ombak tsunami, sedangkan kita secara alamiah hutan mangrove ini,” kata Sulastri, dosen pengampu mata kuliah Kebencanaan di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 17 April 2024.

Hutan mangrove juga dapat menjadi lokasi transit bagi burung-burung migran untuk menuju benua lain. Namun, hal ini masih dilakukan riset oleh para ilmuwan. Pada musim tertentu pohon mangrove ini penuh dengan burung bangau putih. Namun, jika diperhatikan lagi juga terdapat burung-burung lain yang migrasi dari benua lain. 

Namun, masih banyak masyarakat yang belum paham akan manfaat mangrove sehingga pohon mangrove ini banyak ditebang untuk dijual bahkan ada juga yang dijadikan kayu bakar. Apabila hutan mangrove ini tidak dirawat, maka ekosistem pesisir akan terganggu, rantai makanan di sana akan rusak, habitat ikan dan kepiting terganggu, burung-burung tidak lestari dan menjadi punah. Sehingga yang mengalami kerugian terbesar adalah manusia itu sendiri. Dan mungkin kita juga akan kehilangan nyanyian kicauan burung. 

Apabila manusia menjaga alam, maka alam juga akan memberikan manfaat yang begitu besar bagi manusia.

Alam akan menjaga manusia dan memberikan kemaslahatan bagi manusia. Bukan sebaliknya. Di balik semua itu, ada filosofi kehidupan yang bisa diambil dari keberadaan hutan mangrove ini. Kita dapat belajar bahwa untuk bisa sukses dan kuat, kita harus memiliki akar atau pendirian yang kuat.

Penulis adalah peserta program pelatihan EEJ (Ecofeminism and Environmental Journalism): Workshop and Field Trip to Leuser Project [A Decade of YSEALI Small Grant]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *