Kategori
Jurnalisme Warga Literasi Kesehatan

Kesibukan Mencari Nafkah Tidak Menghalangi Bu Darmawati untuk Vaksinasi

Saat melintasi kawasan Darussalam, tepatnya di seputaran gerbang kampus dekat UPT Perpustakaan Universitas Syiah Kuala, akan terlihat banyak penjual aneka jajanan. Kawasan ini memang ramai dengan mahasiswa sehingga banyak pedagang kaki lima berjualan makanan. Ada tiga kampus di sini, yaitu Universitas Syiah Kuala, UIN Ar-Raniry, dan STAI Tgk Chik Pante Kulu. Wajar saja kalau kawasan ini tak pernah sepi.

Salah satu penjual makanan di sana ialah Ibu Darmawati. Ia menjual aneka gorengan seperti bakwan, tempe, pisang goreng, dan pisang molen. Gerobak dagangan Bu Darmawati tak jauh dari gerbang kampus. Menandai gerobak dagangan Bu Darmawati sangat mudah. Ada tulisan “Gorengan Asikk” di gerobaknya.

Bu Darmawati tinggal di Gampong Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala. Ia berasal dari Kecamatan Geulumpang Minyeuk, Kabupaten Pidie. Ia memiliki lima orang anak.

Ibu Darmawati sudah berjualan gorengan sejak tahun 2015. Setiap hari dia berjualan gorengan dari pagi hingga malam. Namun, sejak pandemi Covid-19 mulai masuk ke Aceh pada Maret 2020, geliat ekonomi di kawasan ini lumpuh total. Para pedagang tidak diperkenankan berjualan untuk menghindari terjadinya kerumunan. Selain itu, karena perkuliahan menjadi online, otomatis kawasan ini jadi sepi.

Bu Darmawati pun terpaksa berhenti berjualan selama lebih kurang lima bulan. “Setelah diperbolehkan lagi berjualan, saya kembali berjualan, tetapi penghasilan jauh menurun dari biasanya,” kata Bu Darmawati, Senin, 28 Februari 2022.

Bu Darmawati melayani pembeli @Irda Agustina

Ia bercerita, jika sebelumnya omset yang didapat bisa mencapai Rp2,5 juta per hari, setelah pandemi tiba jadi menurun drastis, bahkan pernah hanya cukup balik modal saja sekitar Rp1 juta.

“Tapi sekarang sudah mulai normal lagi, pendapatan sudah bisa seperti dulu lagi,” katanya.

Meski sehari-hari ia disibukkan dengan mencari nafkah dari siang hingga malam, tetapi tidak menghalangi Bu Darmawati dan keluarganya untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Ia bersama suami dan kelima anaknya semua sudah mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama.

Ia sadar bahwa semua orang harus menjaga kesehatan saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Apalagi pekerjaannya sebagai pedagang yang bertemu dengan banyak orang bisa dibilang cukup berisiko. Mereka sekeluarga melakukan vaksinasi di kantor desa tempat mereka tinggal.

Di kawasan lain, ada Bu Nurmala Dewi yang berjualan di seputaran depan Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Bu Mala berjualan buah-buahan di trotoar jalan seperti jambu, timun, mangga, dan lain-lain.

Sama seperti halnya Bu Darmawati, Bu Mala juga tetap menyempatkan diri untuk melakukan vaksinasi meski dia sibuk mencari nafkah. Bu Mala merupakan warga Gampong Lambitra, Aceh Besar, dan punya tiga anak. Dua laki-laki dan satu perempuan. Ia juga berasal dari Pidie, persisnya di Grong-Grong. Di kampungnya juga aktif disosialisasikan untuk suntik vaksin oleh perangkat desa.[]

Ditulis oleh Irda Agustina, jurnalis warga Banda Aceh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *