Kategori
Literasi Pemilu

Jurnalis Warga Kuliah Pemilu ke KIP Aceh: It’s Amazing!

Banda Aceh — Delapan dari sepuluh jurnalis warga Banda Aceh hari ini berkesempatan mengikuti kuliah pemilu langsung di kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh di Jalan Teuku Nyak Arief Banda Aceh, Jumat, 28 Oktober 2022.

Kedelapan jurnalis warga tersebut, yaitu Aidil Ihfar, Abidzar Ghifari, Nurul Muhdiyah, Sartika Rahayu, Munawwar, Iwan Riswanda, Zakiyah Drazat, dan Khairiah. Kuliah pemilu secara langsung ke lembaga penyelenggara pemilu ini menjadi pengalaman baru bagi sebagian besar jurnalis warga yang selama ini masih sangat awam dengan dunia kepemiluan.

Khairiah yang memiliki latar belakang arsitektur mengakui jika kunjungan ke KIP Aceh ini menjadi pengalaman yang “it’s amazing!”. Ini pertama kalinya bagi perempuan yang akrab dipanggil Harie itu tahu tentang kepemiluan secara detail mulai dari apa itu KIP, sejarahnya, hingga proses pemilihan suara.

“Biasanya cuma masa bodoh aja dengan yang beginian,” ujar Harie.

Selain itu kata Harie, komisioner KIP Aceh juga menyambut dengan ramah sehingga ia tidak sungkan untuk bertanya. Informasi dan penjelasan yang diperoleh hari ini baik melalui data yang disajikan di Rumah Pintar Pemilu KIP Aceh maupun dari komisioner membuatnya lebih terbuka tentang dunia perpolitikan yang kompleks.

“Apalagi ketika kami diminta menganalisis mengapa ada presiden tertentu yang berkuasanya lebih lama dan ada yang singkat,” katanya.

Pengalaman yang serupa juga dirasakan Aidil Ihfar. Jurnalis warga yang tinggal di pesisir Kabupaten Aceh Besar ini mengatakan jika kunjungan ini merupakan pengalaman pertama baginya berinteraksi langsung dengan penyelenggara pemilu. Kunjungan ini membuatnya mendapatkan banyak perspektif dan membuka wawasannya terkait dengan topik yang akan ia tuliskan nanti.

“Secara khusus saya bisa melihat secara langsung sejarah KIP di Aceh melalui media informasi yang tersedia di Rumah Pintar Pemilu,” katanya.

Ia juga mendapatkan penjelasn terkait perilaku dan pemahaman politik di masyarakat, khususnya di Kabupaten Aceh Besar melalui grafik-grafik yang ada di RPP.

“Hal ini mengubah persepsi saya, ternyata dalam pesta demokrasi selama ini, saya termasuk orang yang apatis. Saya juga melihat proses penyelenggaraan pemilu ini panjang persiapannya,” kata Aidil.

Kedatangan para jurnalis warga ini disambut oleh Komisioner KIP Aceh, Akmal Abzal dan Muhammad. Keduanya menyampaikan pentingnya peran jurnalis warga dalam mengedukasi masyarakat karena jangkauan KIP yang terbatas ke seluruh lapisan masyarakat.

Para jurnalis warga ini kata Akmal, harus melahirkan tulisan-tulisan yang mencerahkan, terutama yang berkaitan dengan politik uang yang selalu menjadi momok demokrasi. Dengan demikian, masyarakat tidak menjadi korban politik kotor atau politik uang dan tidak mudah menggadaikan suaranya saat pemilu.

Dalam kunjungan ini para jurnalis warga juga turut didampingi oleh mentor Hayatullah Pasee yang memberikan arahan langsung mengenai angle apa saja yang bisa diangkat oleh jurnalis warga untuk dituliskan. Hayatullah menegaskan bahwa setiap orang punya sudut pandang yang berbeda dalam menulis berdasarkan pengalaman masing-masing.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *