Nyaring bunyi ketukan papan tombol dan gema tik-tik tetikus terdengar silih ganti dari puluhan laptop dan komputer yang digunakan oleh para peserta pelatihan yang memenuhi Mereka Space. Sesekali terdengar pula riuh tepuk tangan para peserta di sela-sela himpitan waktu menyelesaikan tantangan 48 jam merancang gim. Program yang menghadirkan 75 game developers terbaik perwakilan 11 negara di ASEAN ini dinamai Young South East Asia Leaders Initiative (YSEALI) Game Changers: Workshop & Game Jam.
Wajah-wajah serius peserta pelatihan yang terdiri atas programmar, digital artist, hingga project manager itu jelas menunjukkan komitmen mereka dalam mewujudkan misi penciptaan gim digital berdampak sosial. Campur aduk rasa lelah dan gembira dirasakan peserta selama mengikuti beragam aktivitas seru yang berlangsung pada tanggal 11-14 Mei 2023 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Dia merupakan salah seorang dari tiga trainer yang hadir membersamai para peserta sepanjang berlangsungnya YSEALI Game Changers. Program ini diinisiasi oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur bekerja sama dengan Biji-biji Initiative dan Synapze.
YSEALI Game Changers bertujuan memberdayakan para perancang gim untuk mengenal perspektif lintas budaya dan membangkitkan kesadaran akan ragam permasalahan sosial di sekitar mereka melalui diskusi bersama para pakar. Melalui program ini, peserta diajak untuk belajar berkolaborasi dalam mewujudkan permainan yang membawa #dampaksosial bagi sekitarnya.
Sehingga, para peserta terpilih memperoleh pelatihan, pendampingan, dan jaringan yang mendukung mereka dalam proses menghasilkan permainan digital yang menawarkan solusi terhadap permasalahan sosial di negara-negara ASEAN.
“Saya bersama ketiga anggota tim lainnya—Ayu, Dira, Faza—terpilih mewakili kelompok Haba Grassroots dari Aceh. Hanya ada 10 orang perwakilan Indonesia pada ajang ini,” ungkap Nur (Kamis, 18/05/2023).
Menurut keterangan yang diperoleh Nur dari panitia, jumlah peserta yang mendaftarkan diri untuk mengikuti program Workshop & Game Jam YSEALI Game Changers ini mencapai lebih dari 600 orang dari seluruh negara-negara di penjuru ASEAN.
Nur menceritakan bahwa selama mengikuti workshop, para peserta memperoleh beragam keterampilan seperti kemampuan berpikir kritis (critical thinking), pemahaman pemecahan masalah (problem solving) terkait isu sosial, dan kesempatan merancang gim digital untuk kebaikan sosial.
Tim Haba Grassroots sendiri merancang permainan digital bertemakan pengaruh perubahan iklim (climate change) terhadap kualitas tanaman pala. Pala Aceh sendiri dikenal sebagai salah satu rempah terbaik kelas dunia yang dicari dan konsumsi oleh masyarakat global. Oleh karenanya, biji pala (nutmeg) dijadikan sebagai karakter utama dalam gim digital berjudul “Nutmeg Journey: A Forest Reborn”.
“Banyak pengalaman baru dan relasi pertemanan berharga yang saya dapatkan dari pelatihan ini. YSEALI Game Changers merupakan program yang menantang sekaligus seru,” tutur Faza selaku ilustrator dalam rancangan game pala tersebut.
Melalui kehadiran gim pala dengan misi pemeliharaan alam dan lingkungan hidup berkelanjutan ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran para pemain (gamers) untuk turut bergerak menjaga alam dan lingkungan di sekitarnya. Sebab setiap kita berhak merawat alam dan hidup berdampingan secara sehat bersama semesta.
Semoga tulisan singkat ini dapat memberikan pencerahan kepada pembaca bahwa sejatinya gaming tidak melulu tentang kecanduan atau membuang-buang waktu dan uang. Karena sesungguhnya game juga dapat digunakan untuk membawa dampak #perubahansosial ke arah yang lebih baik.[]