Pada Rabu, 16 Agustus 2023, saya merasa miris melihat kondisi terkini kampung halaman saya, di Menggamat, Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Sebuah desa yang dikelilingi gunung yang seharusnya memiliki sumber air yang sehat, tapi justru kini mengalami pencemaran air yang parah.
Kawasan hutan yang menjaga dan menjadi tumpuan kehidupan kami pun mulai sirna. Segalanya berubah menjadi petaka bagi kami selaku masyarakat disebabkan oleh ‘ulah tangan-tangan jahil’.
Dua tahun terakhir, banyak emak-emak yang melarang anak-anak mereka untuk mandi di sungai. Keluhan gatal-gatal menjadi alasan masyarakat menjauhi Sungai Menggamat. Kami pun kebingungan akan unsur apa yang kini dikandungnya?
Pencemaran Sungai Menggamat Juli 2023 – Sumber Foto Masyarakat Kluet Tengah
Sungai yang sudah puluhan tahun menjadi sumber kehidupan masyarakat akar rumput, kini telah berubah menjadi sumber bahaya. Saya bingung dan mempertanyakan kenapa?
Tak dapat dimungkiri, sumber air bersih menjadi pondasi keluarga yang sehat. Jika sumber air tak lagi bersih, maka awal kerusakan tatanan kehidupan dalam keluarga timbul.
Jika keluarga sudah tak lagi sehat, maka kesengsaraan dan kemiskinan akan melanda suatu daerah. Jika kerusakan sumber air tersebut tidak kunjung diantisipasi, maka efek negatif tersebut yang akan dirasakan oleh masyarakat di Kecamatan Kluet Tengah ke depan.
Pernyataan Sikap- Sumber Foto Masyarakat Kluet Tengah
Suara Para Ibu
Perempuan, terkhusus ibu, adalah orang pertama yang akan merasakan langsung dampak dari kerusakan lingkungan di sekitarnya. Sebab sebagai ibu, kamilah orang pertama yang sadar betapa penting kehadiran air bersih untuk keluarga tercinta.
Masyarakat Kluet Tengah – Sumber Foto Masyarakat Kluet Tengah
Para ibu merupakan orang yang paling sering membutuhkan air bersih setiap waktu. Air bersih digunakan untuk memasak, mencuci, mandi, bahkan untuk sekadar minum. Kehadiran air bersih menjadi sangat penting untuk menjamin kesehatan keluarga.
Saat air macet, apalagi tercemar dan rusak, para ibulah yang menjadi orang pertama yang menerima keluhan dari anak-anak mereka. Semisal keluhan yang timbul akibat anak-anak mandi di sungai yang sudah tercemar.
Lelah dan kebingungan dengan kondisi yang harus dicarikan solusi, kami pun akhirnya hanya mampu melarang anak-anak kami untuk tidak mandi di sungai lagi.
Mandi di sungai merupakan kegembiraan bagi anak-anak di kampung kami. Tempat mereka tumbuh dan berkembang, serta menyatu dengan alam. Anak-anak belajar banyak dari interaksi mereka dengan alam sekitar.
Tapi kini, lihatlah, kami terpaksa melarang mereka untuk mendekati alam, tempat terbaik di mana seharusnya mereka dapat belajar dan membangun interaksi sosial. Sebab alam yang telah tercemar menjadi berbahaya, kondisi tersebut terbukti dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan otak anak kami di sini.
Demo Masyarakat- Sumber Foto Masyarakat Kluet Tengah
Saya seorang ibu, warga asli Menggamat, mengimbau kepada seluruh masyarakat, termasuk kaum ibu, untuk dapat bersama-sama menjaga sumber air kita dan mencegahnya dari dampak pencemaran.
Demi meredam kegelisahan ini, saya berharap kepada DLH Kabupaten Aceh Selatan untuk dapat memublikasikan segera hasil uji lab dari pencemaran air sungai Menggamat yang telah dilakukan pada bulan Juli 2023 lalu. Sekian dan terima kasih. []
Dilaporkan langsung dari Menggamat oleh tim Perempuan Peduli Leuser. Tanda tangan petisi di link ini: https://chng.it/HmG4DZh5RC