Menggamat adalah sebuah pemukiman yang dikelilingi pegunungan dan sungai-sungai. Wilayah ini terletak jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Masyarakat Menggamat dikenal menghormati tatanan adat setempat. Mereka menjunjung tinggi kearifan sosial yang ramah terhadap kelestarian alam dan lingkungan.
Nilai-nilai keseimbangan alam tersebut dijaga oleh masyarakat Menggamat dari generasi ke generasi. Salah satu bentuk aksi ramah alam tersebut tercermin dari adanya larangan menjala dan meracuni ikan di sungai Menggamat.
Siapa pun yang melanggar aturan tersebut akan diberi sangsi. Seingat saya, aturan tersebut sudah hadir bahkan semenjak saya kecil. Hal tersebut membuktikan besarnya cinta masyarakat Menggamat terhadap keseimbangan alam raya bahkan sejak nenek moyang mereka.
Sewaktu saya masih bersekolah di SMA tahun 2006, kami masih sering mandi di Sungai Menggamat. Masyarakat membuat sumur kecil di pinggir sungai dan mengambil airnya untuk persediaan air minum dan kebutuhan rumah tangga. Hampir seluruh warga desa bergantung hidup pada air sungai tersebut.
Panorama Menggamat dan Krueng Kluet – Sumber Foto Koleksi Pribadi @Eva
Dahulu, kami bisa berenang selama berjam-jam di sungai tanpa ada larangan dari orang tua. Masyarakat setempat membuat rakit dari batang pisang dan mengayuhnya mengaliri aliran sungai yang jernih dan indah. Kami pun bisa memancing ikan dan mencari udang dengan leluasa di sungai ini.
Sungai Mengamat merupakan salah satu sungai yang mengaliri 9 desa yang ada di kecamatan Kluet Tengah, yaitu Desa Simpang Tiga, Simpang Dua, Mersak, Pulo Air, Kampung Padang, Kampung Sawah, Koto, Malaka dan Jambur Papan.
Selain air sungai yang digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari, Sungai Menggamat juga menjadi tumpuan utama masyarakat untuk mengaliri persawahan dan perkebunan mereka. Sungai Menggamat juga menjadi tempat “mangeri” pada acara khitanan anak-anak desa.
Namun sungguh disayangkan, sejak beberapa tahun terakhir, telah muncul kejanggalan-kejanggalan pada Sungai Menggamat kami. Minimal dua kali, berkisar di antara tahun 2017-2019, saya mendapati langsung kondisi di mana ikan-ikan mati terapung tanpa diketahui penyebabnya di aliran Sungai Menggamat.
Pencemaran Sungai Menggamat Juli 2023 – Sumber Foto Masyarakat Kluet Tengah
Kejanggalan tanda-tanda alam semacam itu tentu menimbulkan tanya di benak masyarakat Menggamat. Belum lagi dengan semakin masif terdengar omelan para ibu yang terus menerus melarang anak-anak mereka untuk mandi di sungai tersebut.
Masih terngiang di benak kami akan kehebohan saat DLH Kabupaten Aceh Selatan mengambil sampel air di Sungai Menggamat pada 16 Juli 2023 lalu dicek kebenaran kondisi air sungai terkini di laboratorium. Sebagai masyarakat, kami sunggu khawatir akan hasilnya.
Sungai yang airnya biasa kami gunakan sebagai sumber kehidupan sejak dulu, kini sedang mengalami diagnosis. Ada apa sesungguhnya dengan Sungai Menggamat?
Sudah sebulan lebih, setelah pengambilan sampel air, kami belum kunjung tahu hasil analisis kondisi air sungai kami. Apakah hasilnya memang belum keluar atau tidak dipublikasi? Entahlah.
Kenyataan di lapangan sekaligus dukungan pengetahuan dari pemaparan info media tentang Das Aceh Selatan Berubah Warna Diduga Aktivitas Tambang pada tanggal 20 Juli 2023 dan juga penyajian data dari Situs Berita Lingkungan, Mongabay pada 4 Agustus 2023 lalu terkait kerusakan alam dan lingkungan hidup di Kecamatan Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh, Indonesia, tentu membuat kami, selaku masyarakat adat setempat, merasa marah.
Pernyataan Sikap Masyarakat – Sumber Foto Masyarakat Kluet Tengah
Kembali ke cerita tentang kondisi air Sungai Menggamat. Sejauh yang masyarakat tahu, sampel air sungai yang mengeruh pada bulan Juli lalu telah dikirimkan ke Baristan Banda Aceh untuk dilakukan uji laboratorium. Saya berharap kepada seluruh masyarakat, terutama awak media untuk ikut memantau proses ini dan mendukung Kadis DLH Kecamatan Aceh Selatan, Bapak Teuku Masrizal, untuk segera memublikasikan hasil uji laboratorium terhadap sampel air Sungai Menggamat tersebut.
Kami yakin pemerintah akan mengambil langkah bijak dalam melindungi kebaikan Sungai Menggamat serta kesehatan dan kesejahteraan kehidupan masyarakat setempat dengan tetap menjaga kearifan lokal yang erat kaitannya dengan kelestarian alam dan lingkungan hidup.
Satu tanggapan untuk “Rahasia di Balik Viralnya Kasus Sungai Menggamat”
Sedih rasanya, sulit untuk dijelaskan,saya sebagai masyarakat,kejewa terhadap pemerintah aceh..😭😭😭