Kategori
Hak Asasi Manusia Kisah Perempuan Literasi Damai

Semoga Harga Beras Bisa Murah

Harapan saya sebagai ibu rumah tangga tidak muluk-muluk, semoga harga beras bisa lebih murah.

Eva Kusmaningsih (43)
Warga Desa Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh

Saya warga asli Banda Aceh. Lahir dan besar di ibu kota provinsi. Saat masa-masa konflik dulu situasi di Banda Aceh cenderung lebih “aman” dibandingkan di daerah-daerah lain di Aceh.

Namun, bukan berarti kami sama sekali tidak merasakan suasana yang mencekam. Sebelum tahun 2000-an, saya bersekolah di kawasan dekat Kampus Universitas Abulyatama di Gampong Lam Ateuk, Aceh Besar. Kadang-kadang kami kesulitan mendapatkan angkutan umum (labi-labi) jika keadaan sedang tidak kondusif.

Kemudian, di sore hari, karena ada pemberlakuan jam malam, jadi sejak pukul enam sore hingga pukul enam pagi suasana di kampung sudah sangat sepi. Kalau malam tidak bisa ke mana-mana.

Sebagai ibu kota provinsi, di Banda Aceh juga sering terjadi demo-demo oleh mahasiswa. Waktu itu saya berpikir, kapan Aceh aman?

Alhamdulillah, sekarang kita sudah merasakan perdamaian. Setelah damai ini, sebagai masyarakat kecil, harapan saya tidak muluk-muluk. Saya seorang istri dan ibu dari empat anak.

Suami saya bekerja di gudang gas LPG sebagai buruh dengan penghasilan yang tidak besar. Saya sendiri juga bekerja sebagai petugas cleaning service di sebuah rumah sakit di Banda Aceh. Pendapatan saya tiap bulan di bawah UMR.

Saya sangat bersyukur karena tidak menganggur, meskipun dengan penghasilan yang kami peroleh mustahil kami bisa menabung. Sudah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangat bersyukur.

Kami memiliki empat orang anak. Yang sulung sudah tamat SMA dan tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi karena keterbatasan keuangan kami. Saat ini anak sulung kami juga sudah bekerja dan masih menyimpan harapan bisa kuliah.

Yang kedua dan ketiga juga sedang dalam masa pendidikan. Sedangkan yang terakhir belum bersekolah, baru berusia tiga tahun.

Sebagai ibu rumah tangga, harapan saya adalah harga beras bisa lebih murah. Dengan enam orang anggota keluarga, kami bisa menghabiskan beras hingga tiga sak setiap bulannya.

Dengan harga beras seperti sekarang, kami harus mengeluarkan Rp700 ribu per bulan hanya untuk beras. Tapi kan kita tidak makan nasi saja? Perlu juga ikan, lauk.

Belum lagi harga bahan pokok yang lain juga mahal-mahal. Mulai dari gula sampai minyak. Semoga ini menjadi perhatian pemerintah.

Kalau yang lain, seperti pelayanan di kantor-kantor pemerintah, saya lihat sudah baik. Ini pengalaman, saya, ya. Mungkin berbeda dengan orang lain. Tapi yang paling terasa adalah di ekonomi.

Kemudian, kalau bisa biaya di perguruan tinggi juga jangan terlampau mahal sehingga masyarakat seperti kami ini bisa menyekolahkan anak hingga ke universitas.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *