Kategori
Hak Asasi Manusia Kisah Perempuan Literasi Damai

Aceh yang Kaya, tetapi Mengapa Kebanyakan Rakyatnya Justru Jauh dari Kata Sejahtera?

Jika melihat dengan empati dan mata hati, maka kita akan menyadari bahwa tidak sedikit orang muda yang tinggal tak jauh dari sekolah dan kampus terbaik di Aceh, justru tidak mendapatkan kesempatan dan akses untuk mengenyam pendidikan di sana. Mak Yet (53)Warga Desa Lhong Raya, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh Waktu itu, usia saya sekitar […]

Kategori
Hak Asasi Manusia Kisah Perempuan Literasi Damai

Semoga Harga Beras Bisa Murah

Harapan saya sebagai ibu rumah tangga tidak muluk-muluk, semoga harga beras bisa lebih murah. Eva Kusmaningsih (43)Warga Desa Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh Saya warga asli Banda Aceh. Lahir dan besar di ibu kota provinsi. Saat masa-masa konflik dulu situasi di Banda Aceh cenderung lebih “aman” dibandingkan di daerah-daerah lain di Aceh. Namun, […]

Kategori
Hak Asasi Manusia Kisah Perempuan Literasi Damai

Ayah Menggali Lubang untuk Tempat Kami Bersembunyi

Saat balita, adik saya pernah melihat orang berbaju hitam menodongkan senjata pada mamak. Saat bisa bicara, adik saya menjadi gagap. Entah karena trauma itu penyebabnya, saya tidak bisa memastikannya. Fitriyani (33)Warga Luengbaro, Kecamatan Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen Saya Fitriyani. Ketika masa konflik, saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Dalam ingatan saya yang agak samar-samar, […]

Kategori
Hak Asasi Manusia Kisah Perempuan Literasi Damai

Sistem Pendidikan dan Pelayanan Publik Perlu Diperbaiki

Ada beberapa aspek yang menurut saya perlu dibenahi seperti sistem pendidikan atau perbaikan pelayanan publik di segala bidang. Maria Ulva (38)Gampong Blang Garot, Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie Kondisi sebelum damai sangat mencekam. Saya tinggal di daerah yang dianggap paling rawan dan pusat persembunyian GAM. Kampung saya di Gampong Blang Garot, Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie. Setiap […]

Kategori
Hak Asasi Manusia Kisah Perempuan Literasi Damai

Nyawa yang Dihabisi Mungkin Tidak Pernah Bisa Kita Ikhlaskan

Bukan karena saya tidak takut, akan tetapi passion berbisnis yang saya miliki menambah sejumput keberanian untuk terus maju di masa mencekam itu. Nasriana (55)Warga Gampong Meunasah Bak U, Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar Saya lahir di Gampong Meunasah Bak U, Kecamatan Leupung, pada 18 September 1970. Saya ingin mengisahkan sekelumit pengalaman hidup ketika melalui masa-masa […]

Kategori
Hak Asasi Manusia Kisah Perempuan Literasi Damai

Banyak Hal yang Terjadi di Luar Akal Sehat

Di masa konflik, banyak hal yang terjadi di luar akal sehat. Sedangkan di masa damai, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Hafsah binti Abdullah (58)Warga Gampong Keude Dua, Kecamatan Darul Ihsan, Kabupaten Aceh Timur Saya mulai menyadari ada sesuatu yang tidak “beres” di Aceh sejak tahun 1980-an. Saat itu saya belum menikah. Kebetulan […]

Kategori
Hak Asasi Manusia Kisah Perempuan Literasi Damai

Saya Pernah Ditodong Pistol

Rasanya sangat nikmat bisa tidur di tempat tidur lagi, bukan di kolongnya seperti pada masa konflik. Musni (48)Warga Gampong Pawoh, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya Sekitar tahun 2001—2003, saya bekerja sebagai operator di sebuah wartel di Kota Blangpidie. Wartel itu berada di bagian belakang sebuah kafe yang cukup laris. Masa itu, ada banyak pos […]

Kategori
Hak Asasi Manusia Kisah Perempuan Literasi Damai

Tak Ingin Menukar Damai dengan Apa Pun

Itu masa-masa paling buruk dalam hidup saya. Alhamdulillah, semua sudah berlalu. Saya tidak ingin menukar damai ini dengan apa pun. Martini binti Zakaria (74)Warga Dusun Pawoh, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya Masa konflik itu sangat menegangkan bagi saya. Ada masa ketika (GAM) menyuruh seluruh gampong di Aceh Barat Daya menaikkan bendera bulan bintang. Mereka […]

Kategori
Hak Asasi Manusia Kisah Perempuan Literasi Damai

Anak Saya Direnggut Konflik, Cucu Saya Direnggut Tsunami

Luka masa konflik jangan terulang lagi. Rawatlah lewat kesejahteraan masyarakatnya. _Meridum | 80+_ Saya Meridum. Saya lahir pada masa Jepang hengkang dari Indonesia pada tahun 1945, di Nagan Raya. Tidak ada tanggal pasti mengenai hari kelahiran saya. Kata orang tua saya, saya lahir ketika Jepang “plueng” (lari) dari Aceh. Dan ketika itu awal kemerdekaan sangat […]

Kategori
Hak Asasi Manusia Kisah Perempuan Literasi Damai

Rakyat Sipil yang Menjadi Korban Itu adalah Guruku

Damai itu adalah kebebasan bergerak dalam menjalankan kehidupan yang normal. Hari itu di tahun 2002, aku masih kelas VI SD. Suatu pagi, di halaman sekolah yang seluas lapangan bola kaki, para siswa dengan seragam merah putih asyik menikmati waktu senggang sebelum bel masuk kelas bunyi. Ada yang asyik main bola, main petak umpet, main lompat-lompat […]