Kategori
Literasi Kesehatan Jurnalisme Warga

Peran Kader Posbindu Mewujudkan Lansia Sehat di Masa Pandemi

Oleh Mardhatillah*)

“Lansia Sehat, Indonesia Kuat”. Kalimat tersebut diusung oleh pemerintah sebagai tema memperingati Hari Lanjut Usia Nasional yang jatuh pada 29 Mei 2022. Definisi penduduk usia lanjut (lansia) menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia ialah mereka yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lalu bagaimana lansia sebagai kelompok yang rentan menjadi sehat sehingga dapat mewujudkan Indonesia yang kuat?

Pertanyaan tersebut membuat saya menelusuri fakta menarik pada sebuah Publikasi Statistik Penduduk Usia Lanjut 2021 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam publikasi tersebut menyebutkan bahwa seiring semakin membaiknya fasilitas dan layanan kesehatan, terkendalinya tingkat kelahiran, meningkatnya angka harapan hidup, serta menurunnya tingkat kematian, telah membuat jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari 50 tahun terakhir, persentase penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat dari 4,5 persen pada tahun 1971 menjadi sekitar 10,7 persen atau sekitar 28 juta jiwa pada tahun 2020. Angka tersebut diproyeksi akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 19,9 persen pada tahun 2045 atau seperlima dari seluruh penduduk Indonesia.

Namun, di balik keberhasilan peningkatan populasi lansia tersebut, terselip tantangan yang harus diwaspadai, yaitu ke depannya Indonesia akan menghadapi fenomena penuaan penduduk (ageing population). Fenomena ini dapat dimanfaatkan sebagai bonus demografi kedua, dengan syarat apabila populasi lansia masih produktif dan dapat memberikan dampak perekonomian bagi negara. Jika yang terjadi sebaliknya, maka tentu ini akan menjadi beban bagi negara.

Tantangan lainnya ialah pandemi Covid-19. Lansia menjadi kelompok yang paling rentan karena melemahnya fungsi imun serta adanya penyakit degeneratif seperti jantung, hipertensi, dan diabetes. Pada awal tahun 2022, saat varian Omicron menyerang, Kemenkes menyebutkan bahwa 50% pasien yang meninggal adalah lansia dan belum mendapatkan vaksinasi lengkap. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan kelompok umur lainnya. Pada kondisi ini, lansia memerlukan perlindungan dan akses terhadap makanan bergizi, ketersediaan kebutuhan dasar, obat-obatan, serta perawatan sosial. Keluarga juga memiliki peran penting untuk melindungi serta menjaga lansia selama pandemi, misalnya dengan memperhatikan protokol kesehatan mencegah penyebaran Covid-19, serta memastikan terpenuhinya kebutuhan kesehatan sehari-hari lansia. Agar lansia dapat berkontribusi, maka harus diberdayakan. Selain dapat memberikan manfaat secara ekonomi, pemberdayaan lanjut usia dimaksudkan agar lanjut usia tetap dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (UU Nomor 13 Tahun 1998).

Untuk melihat bagaimana realita di lapangan, saya menemui salah satu kader POSBINDU-PTM (Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) Gampong Suka Damai, Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh. Dian Puspita namanya. Ia menjadi kader kesehatan sejak 2019 hingga sekarang. Saya menemuinya pada Selasa, 24 Mei 2022 saat kegiatan Posbindu di kompleks Kantor Geuchik Gampong Suka Damai.

Dian menjelaskan kegiatan di Posbindu yang setiap bulannya melakukan pemeriksaan gratis untuk gula darah, kolesterol, dan asam urat. Rata-rata pasien yang datang sekitar 50 orang. Tidak hanya lansia saja, masyarakat mulai dari usia 15 tahun juga dapat mengunjunginya. Bagi lansia yang tidak sanggup datang, maka akan dilakukan kunjungan rumah oleh kader.

Selama pandemi, Dian berbagi cerita tentang pengalamannya mengedukasi vaksinasi dan protokol kesehatan pada lansia. “Untuk vaksinasi itu susah-susah gampang. Saat memberikan penyuluhan ke rumah warga, ada yang tidak mau membuka pintu rumahnya. Jika posko vaksinasi dibuka di posyandu, mereka bersembunyi di rumahnya masing-masing. Untuk masyarakat yang ragu itu banyak mempertanyakan kandungan vaksin bukan masalah program vaksinasinya. Mereka sudah terlanjur mengkonsumsi berbagai info di sosial media dan WhatsApp Group. Berita yang mereka dapatkan adalah tentang efek samping dari vaksinasi yang menyebabkan lumpuh, meninggal dan sebagainya. Disinilah tugas saya sebagai kader untuk memerangi berita hoaks dan membuat masyarakat lebih percaya dan yakin bahwa vaksinasi ini halal dan aman,” Dian menjelaskan.

Posbindu ini berada di bawah naungan Puskesmas Batoh. Posko vaksinasi dibuka di puskesmas setiap Selasa dan Kamis, serta terdapat juga gedung posyandu di tiap-tiap desa. Lebih lanjut, Dian menjelaskan berkat adanya kerja sama antara tenaga kesehatan puskesmas, perangkat desa, dan kader, yang telah memberikan contoh bahwa vaksinasi ini halal dan aman, pada akhirnya mampu membuat masyarakat semakin banyak yang antusias mendapatkan vaksinasi. Untuk para lansia, mereka akan disarankan melakukan check-up atau konsultasi ke dokter terlebih dahulu.

Saat ini pemerintah telah melonggarkan aturan pembatasan terkait pencegahan pandemi Covid-19. Hal ini merupakan langkah awal memulai transisi pandemi ke endemi. Masa transisi ini dilakukan secara bertahap agar dapat dipahami oleh semua pihak. Pemerintah juga masih perlu bersiaga apabila terjadi gelombang Covid-19 susulan, lantaran di beberapa negara masih terjadi lonjakan kasus yang cukup tinggi. Masker masih diwajibkan khusus untuk populasi rentan (lansia, ibu hamil, anak-anak yang belum divaksin dan masyarakat yang memiliki penyakit komorbid), dan bagi yang bergejala seperti batuk, demam, dan pilek.

Jika melihat data jumlah vaksinasi untuk Provinsi Aceh yang diakses melalui vaksin.kemkes.go.id pada 28 Mei 2022. Untuk kelompok lansia dosis satu telah mencapai 90,35%, dosis dua mencapai 68,48%, dan dosis ketiga mencapai 10,70%. Dosis ketiga atau booster cakupannya masih cukup rendah. Proses edukasi mengubah perilaku masyarakat bukanlah tugas jangka pendek. Peran kader sebagai salah satu sosok yang paling dekat dengan masyarakat sangat penting diperhitungkan. Kader yang lebih tanggap dan memiliki pengetahuan kesehatan yang baik, akan mampu menjembatani masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Oleh karena itu, memakai masker, mencuci tangan dan mendapatkan vaksinasi seharusnya sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat masa kini.[]

*) Anggota Komunitas Jurnalis Warga Banda Aceh dan alumnus D4 Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh melaporkan dari Banda Aceh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *