Saya adalah anak bangsa yang sedari kecil selalu penasaran dengan cara hidup tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Tumbuhan yang paling mengesankan saya adalah putri malu. Bagaimana bisa tumbuhan bisa bergerak seperti itu. apakah ia punya nyawa sama seperti manusia dan hewan?
Pertanyaan tersebut terus mengusik pikiran saya hingga terjawab ketika pelajaran mengenai gerak tumbuhan di sekolah menengah pertama. Saat itu memang pelajaran favorit saya adalah biologi. Pelan tapi pasti saya menemukan setiap jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya mengenai tumbuhan, hewan, dan manusia melalui pelajaran favorit saya tersebut.
Mulai memasuki masa perkuliahan, saya memilih jurusan farmasi. Kekaguman saya semakin bertambah terhadap beragam ciptaan tuhan ketika saya mengetahui bahwa mereka semua memiliki khasiat, peran, dan tanggung jawab masing-masing.
Bahkan, tumbuhan beracun yang mematikan seperti Digitalis purpurea pun dapat memiliki khasiat sebagai obat jantung yang dapat menyelamatkan umat manusia. Sungguh karunia yang sangat besar bagi umat manusia jika kita bisa melestarikan dan mempelajari beragam keanekaragaman hayati di bumi pertiwi ini.
Kemudian semasa kuliah, saya pun memilih masuk ke sebuah organisasi lingkungan nasional. Disana saya menemukan wadah yang sangat tepat untuk menampung kepedulian saya terhadap lingkungan. Layaknya difusi yang terus menyebar ke sekeliling, saya bersama teman yang memiliki tujuan dan minat yang sama pun kemudian berbagi ilmu yang telah kami peroleh dan mengajak masyarakat untuk turut aktif peduli terhadap lingkungan melalui beragam kegiatan yang telah kami laksanakan selama 4 tahun.
Pada tahun 2017, saya tergabung dalam Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, Dan Keindahan (DLHK3) Kota Banda Aceh sebagai staf paruh waktu. Disana saya mengaplikasikan keahlian saya dalam bidang desain grafis. Saya mendesain beragam info gambar yang disebarkan melalui sosial media instagram @dlhk3_bna untuk mengedukasi dan mengingatkan warga mengenai lingkungan dan kebersihan.
Saya sangat tertarik ketika mendesain selebaran edukasi untuk program WCP (Waste Collecting Point) dimana program tersebut sangat memainkan peran masyarakat kota Banda Aceh untuk belajar memilah sampah, mendaur ulang sampah, dan mentaati peraturan dalam menjaga lingkungan seperti tidak membakar sampah dan tidak membuang limbah rumah tangga sembarangan. Saat ini program tersebut telah diujicobakan di gampong Alue Deah Teungoh Banda Aceh.
Melalui peran saya bersama DLHK3, saya dapat mempromosikan dan mengedukasi warga mengenai lingkungan yang mana menjadikan saya sangat bersyukur karena pekerjaan, hobi, dan minat saya bergabung menjadi satu.
Itulah perjalanan hidup saya dalam mengarungi berbagai pertanyaan dalam benak saya mengenai lingkungan hingga menjadikan saya seorang agen pembawa pesan lingkungan kepada masyarakat.[]